Perempuan dan lelaki yang akan menjadi orang tua ternyata mempunyai
reaksi hormon yang berbeda ketika menghadapi konflik dalam hubungan.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of
Psychology pekan lalu menemukan, bahwa lelaki lebih stres ketika
bertengkar ketimbang pasangannya, dengan mengamati perubahan hormon
tersebut.
Studi itu yang digelar para ilmuwan dari Penn State University, Amerika Serikat itu, melibatkan 138 pasangan heteroseksual yang sedang menunggu kelahiran bayi pertama mereka. Sekitar 82 persen dari pasangan itu menikah. Para peneliti lalu memisahkan lelaki dan perempuan dari setiap pasangan dan ditanyai tentang pengalaman kondisi dan pengalaman dalam hubungan.
Tiap pasangan itu juga diminta untuk merekam dua perbincangan berdurasi enam menit tentang sesuatu yang tidak berkaitan dengan hubungan mereka. Kemudian direkam pula ketika tiap pasangan berbicara tentang tiga masalah dalam hubungan mereka, misalnya tentang masalah keuangan dan pekerjaan rumah.
Tahap berikutnya peneliti mengambil tiga contoh ludah atau saliva dari tiap peserta penelitian tersebut. Sampel itu digunakan untuk mengukur hormon cortisol, hormon yang berkaitan dengan tingkat stress pada manusia. Sampel pertama diambil sebelum interaksi, sampel kedua ketika diskusi tentang konflik, dan ketiga diambil 20 menit setelahnya.
Hasilnya ditemukan semakin besar kemarahan dalam sebuah diskusi tentang konflik akan meningkatkan level cortisol pada lelaki. Tetapi pola yang sama tidak ditemukan pada perempuan.
0 komentar